Selasa, 17 Desember 2013

ACARA 1 IDENTIFIKASI MINERAL


ACARA 1
IDENTIFIKASI MINERAL

1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara identifikasi mineral yaitu :
1. Untuk mengindenfikasi suatu mineral.
2. Untuk mengetahui dan mampu mendeskripsikan jenis-jenis mineral.

1.2 Landasan Teori
Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan sruktur kristal yang beraturan. Mineral  terjadi pada saat komposisi mineralogy batuan (dalam keadaan padat) karena pengaruh Suhu dan Tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia (Firdaus, 2012 : hal 1).
Untuk mengetahui stuktur mineral dan jenis-jenis mineral diperlukan pengidentifikasian mineral. Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskriptif tentang suatu mineral tertentu. Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya secara khusus, antara lain: kilap (luster), warna (colour), kekerasan (hardness), tenacity, cerat/goresan (streak),  belahan (cleavage), pecahan (fracture), bentuk(form), berat jenis (specific gravity), sifat dalam, kemagnetan, kelisikan, daya lebur, dan derajat transparan (anonim, 2012).
Namun pada praktikum mengidentifikasi mineral kali ini, kita hanya membahas yang bisa dilihat dengan kasat  mata yaitu:
1. Kilap
Kilap merupakan kenampakan suatu mineral yang dtunjukan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap kacagaris besar dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Kilap logam (metallic luster) yaitu bila mineral tersebut memiliki kilap seperti logam.
b. Kilap non-logam (non-metallic luster) dibagi atas:
Kilap intan (adamantin luster) yaitu cemerlang seperti intan.
Kilap kaca (vitreous luster) contohnyaseperti kuarsa dan kalsit.
Kilap sutera (silky luster) umumnya terdapat pada mineral yang memiliki serat, seprti asbes dan gips.
Kilap dammar/resin (resinous luster) kilap  seperti getah dammar/resin, misalnya mineral sphalerit.
Kilap mutiara (pearli luster) kilap seperti lemak atua sabun, misalnya serpenting, opal dan nepelin.
Kilap tanah, kilap seperti lempung, missal kaolin, buaxit, dan limonit.
2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, namun tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral dapat memiliki lebih dari satu warna. Beberapa contoh warna mineral:
Kwarsa: berwarna putih jernih, putih susu dabn tidak memiliki belahan.
Mika: apa bila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
Feldspar: apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang belahan tegak lurus/90%), bila berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas (belahan Kristal kembar).
Olivine: hijau (butiran/glanural), atau biasanya berwarna kuning kehijauan seperti gula pasir.
Piroksen: hijau kehitaman berbentuk prismatic pendek.
Amfibol: hitam mengkilat berbentuk prismatic panjang.
Lempung: bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin yang merupakan hasil pelapukan feldspar, dan bila berwarna kelabu disebut illit yang merupakan hasil pelapukan muskofit.
Azurite: bila berwarna biru.
Jaspe: bila berwarna merah.
3. Kekerasan
Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Untuk mengetahui kekerasan suatu mineral maka menggunakan skala Mohs yaitu dari skala 1 sampai dengan skala 10, dari yang terlunak sampai mineral terkeras, antara lain:
Kekerasan Mineral
1 Talc
2 Gypsun
3 Calcite
4 Flourite
5 Apatite
6 Orthoclase
7 Quarts
8 Topaz
9 Corundum
10 Diamon

 Sebagai perbandingan dari skala tersebut maka dapat diberikan skala kekerasan untuk :
Kuku jari tangan       : 2,5
Uang logam              : 3,0
Pecahan kaca           : 4,5
Pisau/paku baja        : 5,5
Kikir baja                 : 6,5
Lempeng baja           : 7,0
4. Tenacity
Tenacity merupakan ketahana suatu mineral terhadap pemecahan,  penghancuran, pembengkokan, ataupun pemotongan. Macam-macam tenacity yaitu:
- Britle diartikan sebagai mineral yang mudah hancur menjadi tepung, contohnya; mineral clay.
- Sectile diartikan sebagai mineral yang mudah hancur mangunakan pisau tanpa meninggalkan serbuk.
- Ductile merupakan mineral yang apabila ditarik maka tidak dapat kembali kebentuk semula, contohnya: silver.
- Malleablemerupakan mineral yang apabila dipukul atau ditempa maka akan menjadi lempeng-lempeng yang tipis, contohnya: emas (Au).
- Flexible merupakan mineral yang dapat dilengkungkan kesegala arah dengan mudah, contohnya: mika.
- Elastic merupakan mineral yang merenggang bila ditarik dan kembali kebentuk semula bila dilepaskan.
5. Cerat
Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini
dapat   diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping porselen atau dapat dilakukan dengan membubuk mineral kemudian dilihat warna bubuk mineral tersebut. Cerat dapat berupa warna asli mineral dan dapat juga berbeda.
6. Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah dirih pada satu atau lebih pada arah tertentu. Yang dimaksud belahan adalah bila mineral dipukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang belahan yang licin. Contohnya kalsit mimiliki tiga arah belahan tetapi kuarsa tidak memiliki bidang belahan.
7. Pecahan
Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, tapi pada pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Pada belahan akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin, sedangkan pada pecahan akan memantulkan sinar kesegala arah dengan tidak teratur. Jenis-jenis pecahan  mineral antara lain:
Concoidal: bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada pecahan kaca.
Fibrous: bila menunjukan gejala pecahan seperti serat, contohnya asbes.
Even: bila pecahan tersebut menunjukan bidang pecahan yang halus, contohnya mineral lempung.
Uneven: bila pacahan tersebut menunjukan bidang pecahan yang kasar, contohnya mineral magnetic atau mineral besi.
Hackly: bila pecahan tersebut menunjukan bidang pecahan yang kasar
 tidak teratur dan runcing, contohnya mineral perak atau emas.
8. Bentuk
Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, dan ada pula yang tidak memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk kristal disebutmineral kristalin, sedangkan yang tidak memilikibentuk kristaldisebut amorf (Firdaus, 2012: hal 2 s/d 6).
Tekstur batuan mempunyai arti penting dalam mengidentifikasi mineral karena mencerminkan proses yang telah dialami batuan tersebut terutama proses tranportasi dan pengendapannya (doddy, 1987).
1.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
No Nama Alat Fungsi Keterangan
1. Kuku jari jangan Untuk mengindentifikasi kekerasan mineral 2,5 skala mohs
2. Uang lugam Untuk mengindentifikasi kekerasan mineral 3,0 skala mohs
3. Pecahan kaca Untuk mengindentifikasi kekerasan mineral
4. Pisau/Paku baja Untuk mengindentifikasi kekerasan mineral 5,5 skala mohs
5. Kikir baja mineral Untuk mengindentifikasi kekerasan 6,5 skala mohs
6. Porselen Untuk mengetahui warna cerat  mineral
7. Kamera Untuk mengambil gambar sampel mineral Kamera Hp
8. Kaca pembesar Untuk menlihat mineral yang ukuran kecil Perbesaran 10X

Bahan yang digunakan pada pengidentifikasian mineral adalah beberapa sampel mineral.
1.4 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian pada pengidentifikasian mineral yaitu :
1. alat dan bahan  yang diperlukan.
2. Melakukan identifikasi mineral secara megaskopis/kasat mata berdasarkan sifat-sifat fisisnya :
Warna
Kekerasan
Tenacity
Belahan
Pecahan
Cerat
Kilap
3. Mengisi data pada lembar pengamatan.
4. Menentukan nama mineralnya


1.5 Pengamatan
Sampel 1
Nama mineral: Talc

No Sifa fisiknya Hasil pengamatan
1. Warna segar Putih
2. Warna lapuk Kuning
3. Kekerasan ≤ 2,5
4. Tenacity Britle
5. Belahan Tidak ada
6. Pecahan Even
7. Goresan/Cerat Putih
8. Kilap Kilap mutiara (non logam)


Sampel 2
Nama minearal: Molibdhenit

No Sifat fisiknya Hasil pengamatan
1. Warna segar Abu-abu
2. Warna lapuk Abu-abu
3. Kekerasan ≤ 2,5
4. Tenacity Britle
5. Belahan Tidak ada
6. Pecahan Even
7. Goresan/coret Abu-abu
8. Kilap Kilap tanah (non logam)

Sampel 3
Nama mineral: Kuarsa

No Sifat fisiknya Hasil pengamatan
1. Warna segar Putih susu
2. Warna lapuk Putih kecoklatan
3. Kekerasan ≥ 6,5
4. Tenacity Ductile
5. Belahan Tidak ada
6. Pecahan Concoidal
7. Gores/ cerat Putih
8. Kilap Kilap kaca


Sampel 4
Nama mineral: Melacite

No Sifat fisiknya Hasil pengamatan
1. Warna segar Hijau
2. Warna lapuk Putih dan hitam
3. Kekerasan ≥ 3,0
4. Tenacity Melleable
5. Belahan Ada/sempurna
6. Pecahan Fibrus
7. Goresan/serat Hijau keputihan
8. Kilap Kilap sultra


Sampel 5
Nama mineral: Pyrite

No Sifat fisiknya Hasil pengamatan
1. Warna segar Kuning keemasan
2. Warna lapuk Hitam keabu-abuan
3. Kekerasan ≥ 5,5
4. Tenacity Britle
5. Belahan Tidak ada
6. Pecahan Hackly
7. Goresan/cerat Hitam
8. Kilap Kilap kaca



1.6 Pembahasan                                                                            
Mineral adalah zat non-organik padat yang  terbentuk secara alamiah, terdiri atas unsur atau senyawa unsur-unsur; mempunyai susunan/komposisi kimia tertentu dan struktur internal kristal beraturan.
Istilah mineral dapat mempunyai bermacam-macam makna; sukar untuk mendefinisikan mineral dan oleh karena itu kebanyakan orang mengatakan, bahwa mineral ialah satu frasa yang terdapat dalam alam. Sebagaimana kita ketahui ada mineral yang berbentuk : lempeng, tiang, limas,, kubus.
Batu permata kalau ditelaah adalah merupakan campuran dari unsur-unsur mineral.Setiap mineral yang dapat membesar tanpa gangguan akan memperkembangkan bentuk kristalnya yang khas, yaitu suatu wajah lahiriah yang dihasilkan struktur kristalen (bentuk kristal). Ada mineral dalam keadaan Amorf, yang artinya tak mempunyai bangunan dan susunan kristal sendiri (mis kaca & opal). Tiap-tiap pengkristalan akan makin bagus hasilnya jika berlangsungnya proses itu makin tenang dan lambat.
Dari percobaan praktikum pengidentifikasian mineral, dimana dilakukan lima kali percobaan yaitu percobaan pertama dimana alat yang digunakan untuk mengidentifikasi mineral yaintu: pisau, baku baja, kamera, loop, porselen, pecahan kaca, kuku jari tangan, kkir baja, uang logam. Sehingga dapat diketahui nama mineralnya.
Pada mineral yang pertama, untuk mengetahui nama mineralnya sehingga kita menggunakan alat kuku jari tangan untuk menetahui kekerasannaya, menngunakan mata telanjang untuk mengetahui warna lapuk, warna segar, pecahan, tenacity, belahan, kilap, dan menggunakan perselin untuk mentahui goresannya. Sehinnga dari pnelitian menurut sifat fisiknya maka dapatdketahui bahwa nama mineralnaya adalah talc.
Pada mineral yang kedua, ketiga, keempat, dan kelima menggunakan alat yang sama. Nama mineral untuk kedua, ketiga, keempat, dan kelima adalah molibdhenit, kuarsa,melacite, dan pyrite.
Namun pada praktikum kali ini kita butuh ketelitian karena ada beberapa hal yaitu pengaruh waktu sehingga mineralnya tidak sperti aslinya namun suda warna campuran.


PERPETAAN GEOLOGI

PERPETAAN GEOLOGI


Pengertian

Perpetaan geologi adalah suatu proses dimana kegiatan memetakan suatu wilayah berdasarkan seluruh aspek geologi yang terdapat dalam suatu daerah tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi perpetaan geologi permukaan dan perpetaan geologi bawah tanah atau yang biasa dikenal dengan sebutan “Subsurface Maping”

a. Perpetaan Geologi Permukaan
Perpetaan geologi permukaan meliputi kegiatan geologi yang dilakukan dengan menilai aspek-aspek geologi permukaan yang terdapat pada suatu wilayah tertentu seperti kondisi alam,relief dan sebagainya.

b. Perpetaan Geologi Bawah Tanah
Perpetaan geologi bawah tanah meliputi kegiatan geologi yang dilakukan dengan proses pengambilan data sumur yang kemudian diinterpretasikan dalam sebuah peta topografi. Kejadian yang diamati meliputi perlapisan, pengendapan, gejala struktur geologi seperti antiklin, sesar, lipatan dan patahan dan metode - metode yang biasa digunakan meliputi data logging, seismik dan lainnya.

Tujuan Teknik Perpetaan

Tujuan dari teknik perpetaan geologi adalah :
a. Menghasilkan peta yang berkualitas dengan data yang terbatas.
b. Menghasilkan prospek eksplorasi yang baik dan akurat guna menurunkan resiko.
c. Mengkoreksi gabungan data geologi, gefisika dan keteknikan guna perencanaan dan pengembangan dari suatu lapangan.
d. Mengoptimalkan jumlah cadangan dengan memperkirakan yang lebih teliti.
e. Merencanakan dengan baik untuk mempertinggi kesuksesan dalam pengeboran, komplesi dan kerja ulang.
f. Evaluasi dan pengembangan yang baik sehingga dapat menunjang program – program sekunder.

Dasar Filosofi Perpetaan
a. Mengerti tentang prinsip-prinsip dasar dari cabang ilmu geologi
b. Pengetahuan tentang metoda dan teknik pemetaan
c. Pengetahuan tentang korelasi dari data sumur dan seismic
d. Integrasi patahan dan peta struktur
e. Memetakan dari beberapa horizon/lapisan
f. Interpretasi kontur
g. Penggunaan semua data untuk mendapatkan peta yang baik
h. Mendokumentasikan semua pekerjaan secara integrasi
i. Mempunyai waktu yang cukup